Rabu, 12 Oktober 2011

Menggapai Sholat yang khusyuk



Mengapai sholat khusyu
semoga menjadi penyegaran kita di tengah-tengah rutinitas kewajiban beribadah kepada Allah SWT, semoga rangkayan rutinitas itu tetap memiliki muat keihklasan yang mendalam
sehingga atsarnya / bekasnya senantiasa nampak pada akhlak kita keseharian
Karena Allah telah berfirman dalam Al Quraan yang artinya sebagai berikut: ***61:2*** 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
kemudian pada ayat 3nya : Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Banyak sekali pernyataan/ikrar yang kita ucapkan dalam shalat kita, yang membawa konsekwensi bagi diri kita, karena setiap ikrar/janji akan diminta pertanggungan jawab
Oleh karena itu
Menghadirkan kesadaran, niat yang lurus diawal sholat kita adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan
bila tidak dilakukan, seringkali sholat yang dilaksanakan hanya berupa rangkaian gerakan tanpa kesadaran akan Ikrar yang sedang diucapkan
dan ini akan mengakibatkan sholat2 yang telah dilakukan jauh dari atsar
Allah telah menetapkan bahwa hanya orang yang berakal saja yang dapat memenuhi janjinya. Jadi sebaliknya orang yang tidak dapat memenuhi janjinya maka termasuk orang yang tidak berakal
13:19-20-- 19. Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian
Di dalam shalat kita mengucapkan "laasyarikallahu ...... ashadu alla illaha ilallah", kemudian sesudah shalat melupakannya dengan mempersekutukan Allah dengan mahluk-mahlukNya, misalnya mengikuti hawa nafsu, mengikuti manusia lain dengan anutan bukan dari Allah, mengagungkan duniawi, dsb. Maka janjinya gugur
naudzubillah, semoga segera menyadari dan tidak mendapat murka Allah SWT
6:56-- 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".
Kemudian, bagaimana cara kita untuk menggapai sholat yang khusyu itu?
hal ini sudah amat sering kita dengar
dan senantiasa selalu bagai penyegaran ketika kita mendengarnya
walau berulang-ulang
alhamdulillah
Langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk menghadirkan khusyu secara garis besar terbagi kepada dua, yaitu: Perbuatan hati dan perbuatan lahirPerbuatan hati adalah sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa di saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Hasan bin Ali terlihat pucat pasi saat berwudhu. Ketika ditanya penyebabnya, dia menjawab, “Tahukah engkau dengan siapa aku akan berhadapan sesaat lagi?”
2. Memandang bahwa shalat yang dilakukannya merupakan shalat yang terakhir yang sebentar lagi kita akan bertemu dengan Allah dan Dia akan meminta pertanggungjawaban dari kita atas semua ibadah yang kita amalkan.
3. Memahami arti yang dibaca. Hal ini sangat membantu untuk menghindarkan lintasan-lintasan pikiran yang mengintervensi shalat kita.
belajar memahaminya tentu saja ketika diluar waktu sholat
4. Berusaha mengembalikan perhatian kepada bacaan ketika hati terganggu dengan pikiran-pikiran di luar shalat
Untuk mencapai semua itu, maka memusatkan perhatian harus dikerjakan dari mulai sebelum shalat, yaitu memutuskan hubungan dengan seluruh urusan yang sedang dihadapi, memperbaharui ingatan akan hari Akhirat dan membayangkan bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah Yang Maha Agung.
Adapun perbuatan lahir yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:
Thoharoh/bersuci, sudah tentu merupakan hal utama yang harus dilakkukan
dalam hal ini berwudhu
tingkat kesempurnaan berwudhu amat mempengaruhi kualitas sholat kita
oleh karena itu, kesadaran akan "berwudhu" perlu dihadirkan ketika akan dan selama ber wudhu.
lalu diakhiri dengan doa wudhu sebagai pernyataan tawakal kita setelah usaha bersuci tersebut
setelah itu, point-point lain yang perlu di perhatikan adalah
1. Tidak menggerak-gerakan anggota badan di luar shalat kecuali dalam keadaan sangat mendesak, misalnya membunuh binatang yang berbahaya atau mematikan api yang dikhawatirkan menyebabkan kebakaran. Dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kamu berdiri shalat, maka janganlah menghapus pasir dari wajahnya karena ia sedang menghadapi rahmat.” (Hadits riwayat Imam yang lima)
2. Menjauhkan benda-benda yang bisa mengganggu konsentrasi, seperti gambar dan lain sebagainya. Rasulullah bersabda, “Jauhkanlah tirai ini karena gambarnya menggangguku ketika aku shalat.” (Hadits riwayat Bukhari)
3. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud tidak menoleh ke kiri, ke kanan atau ke atas.
4. Menjauhkan suara-suara yang dapat mengganggu, bahkan jika bacaan Qur’an bisa mengganggu kekhusyuan shalat saudaranya, maka berhentilah. Lalu membacanya lagi jika saudaranya selesai shala
t5. Berusaha agar suasana fisik merasa nyaman. Jika kenyamanan itu bisa diperoleh dengan mandi terlebih dahulu misalnya, maka tidak ada salahnya untuk dilakukan.
6. Menghilangkan rasa kantuk saat menjelang shalat. Jika kantuk terlalu berat dan sulit untuk dihilangkan kecuali dengan tidur, maka tidur terlebih dahulu adalah dianjurkan dengan syarat ada jaminan tidak ketinggalan waktu shalat.
7. Menghindarkan diri dari “rayuan” makanan, oleh karena itu orang yang merasa lapar dianjurkan makan terlebih dahulu. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Apabila dihidangkan makanan maka mulailah (Makan dahulu) sebelum shalat maghrib.” (Hadits riwayat Muslim)
Di luar semua itu yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa kepada Allah agar kita diberi kekuatan untuk bisa khusyu. Di antar doa yang diajarkan adalah: “Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa, wa min Qalbin laa yakhsya', wa min nafsin laa tasyba’, wa min ‘amalin laa yurfa’, wa min du’aain laa yustajaabu lahu.” Artinya: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu, dari nafsu yang tidak pernah kenyang , dari amal yang tidak khusyu, dari nafsu yang tidak pernah kenyang , dari amal yang tidak diterima, dari dan doa yang tidak dikabulkan”